Jembatan Impian
Oleh:Anisa Jenia Fitri
Anda Tidak lulus !!
Ini sudah ketiga kalinya hasil yang kuterima setelah kelulusanku dari bangku SMA. Semua jalur tes sudah aku coba , namun tetap saja hasil yang kudapatkan dengan kalimat, Anda tidak lulus!!
Kringg... (tanda pesan masuk)
“ca,, udah gak ada lagi kan yang mau diurus di Depok, secepatnya pulang ya” isi pesan dari ponselku dari ibu dikampung halaman yang memberi isyarat menyuruhku pulang. Ya sudah dua bulan aku berada di Depok untuk mengikuti berbagai tes masuk perguruan tinggi dan sekarang tibalah saatnya aku harus pulang, barangkali dikampung halaman ada sesuatu yang dapat menghiburku kembali. ya namaku Anisa Jenia, aku berasal dari kota kecil yang berada di provinsi jambi mereka menyebutnya dengan kota sungai penuh. Perjalanan pulang kali ini aku hanya sendirian saja seperti hatiku yang masih dimenangkan oleh rasa kesedihan.
***
“Kerinci aku kembali, sambut aku dan bawa aku kemanapun engkau mau”
“ca, ayah sudah mendaftarkanmu di sekolah tinggi swasta ekonomi disungai penuh” ujar ayah dan membuatku hanya mengangguk, aku paham semua itu inisiatif ayah karna setiap menanyakan kelanjutan studi, aku hanya diam tanpa memberi jawaban.
***
Aku mengisi waktu liburku dengan mengikuti kegiatan pengabdian oleh komunitas volunteer anak kincai berupa pengabdian kepelosok kerinci. Disini Hanya ada 11 anggota baru yang mengikuti kegiatan ini, dari berbagai kampus-kampus luar biasa bagiku seperti ITB,UNSRI,UNDIP dan beberapa univ lainnya dan semuanya udah menjadi mahasiswa menginjak semester 3, semester 5 bahkan ada yang mahasiswa tingkat akhir yang semuanya merupakan pemuda asli kerinci yang merantau untuk mengayom pendidikan, disisi lain sedangkan aku seorang anak lulusan SMA yang sudah gagal masuk PT impian. Namun selama pembekalan banyak sekali yang aku dapatkan, mulai dari public speaking, positive factor sampai bahkan cerita dari berbagai kampus.
Dan sekarang tibalah waktu menjelajah penjuru negeri, namun di hari H pelepasan kak Tia mendadak tidak bisa hadir karna harus balik ke daerah dimana ia menempuh pendidikan karna ada hal yang tak bisa ditunda. Dan jadilah kami dari tim kesebelasan menjadi tim kesepuluhan..
“Berikan aku sepuluh pemuda maka akanku goncangkan dunia” (ir.soekarno)
Langkah ku dimulai, kami dibagi menjadi lima tim, satu tim terdiri dari dua anggota, aku setim dengan kak Arka seorang mahasiswa semester 5 dari Universitas negri Jakarta. Kami ditempatkan disebuah desa pelosok yang ada dikerinci yaitu desa Pungut Hilir dengan waktu tempuh kisaran dua jam lebih dari pusat perkotaan yang hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua. Di Pungut hilir aku dan kak arka tinggal bersama Tino seorang nenek paruh baya yang tinggal seorang diri dirumah nya .
“disini gak ada sinyal, jadi kalo ada keperluan untuk menghubungi teman yang diluar kalian bisa pergi kebukit belakang, karna hanya itu satu-satunya tempat yang bisa mengakses sinyal didesa ini” ujar tino member informasi.
“oh iya satu lagi, disini gak ada wc yang ada hanya sungai didepan” jelas tino kembali.
Iya rumah tino tepat sekali dipenghujung desa dan menghadap kesungai utama yang ada didesa pungut hilir ini, kita harus menyebrangi jembatan bambu untuk sampai kerumah tino.
****
Waktu kami hanya 10 hari di didesa ini, pukul menunjukan 07.00 wib segera aku dan kak Arka menuju kesekolah yang hanya ada satu-satunya didesa ini, yaitu hanya ada Sekolah dasar negri, melalui jembatan bambu untuk melewati sungai tampak masih bnyak warga sekitar yang melakukan aktivitas pagi, ada yang sedang nyuci baju, nyuci piring, ada juga yang sedang mandi , yaa ini lah pemandangan yang akan kami lihat selama beberapa hari disini. Sesampainya disekolah kami hanya disambut oleh bapak Adiansyah selaku kepala sekolah.
“guru yang lain kemana ya pak “ tanya ku
“ yaa gini lah keadaan kami disini, semua tenaga pengajar berasal dari luar desa jadi membutuhkan waktu cukup lama untuk sampai disini, kalo saya sendiri memang berasal dari luar desa ini tetapi hanya saja saya memilih untuk tinggal disini, supaya bisa memperlancar kegiatan belajar mengajar disekolah ini” jelas pak sudirman kepala sekolah.
“untuk tenaga pengajar disini berapa orang ya pak ? “ tanya kak arka
“ hanya ada 6 orang termasuk saya, mereka biasanya hadir pukul 09.00 wib dan terkadang lebih makanya proses belajar mengajar disini tidak terlalu efektif dan ada 2 orang tenaga honorer, yaa itupun tidah hadir setiap harinya” jelas pak sudirman
“kami sangat terbantu dengan kehadiran kalian disini, untuk sepuluh hari kedepan kami percayakan semua kegiatan sekolah dengan kalian ya” jelas pak sudirman kembali
Kami membagi dua tim, aku memegang kelas satu dua dan tiga sedangkan kak arka memegang kelas empat lima dan enam. Selama disini merencanakan kegiatan belajar mengajar pagi seperti biasa mengikuti kurikulum dan disore hari akan kami isi dengan kegiatan les .
Hari pertama aku memutuskan memberi pembelajaran bahasa indonesia karna menurut pak sudirman masih banyak terdapat adik-adik yang belum lancar baca tulis, barangkali ini merupakan akibat dari kurang efektifnya mereka mendapat pembelajaran. Adapun metode yang akan aku terapkan adalah metode belajar sambil bermain dimana setelah 30 menit belajar akan ada break untuk rehat dan sedikit games agar mereka tidak bosan. Setelah 20 menit berjalan mulailah keriuhanan terjadi, ada yang mulai berjalan kedepan kelas, lompat lompat diatas kursi hingga ada yang berlari kedepan dan bersembunyi ke depan kelas dan bersembunyi di kolong meja, aku bingung apa yang harus aku lakukan, spontan aku mengambil ponsel yang ada dalam tas yang kuletakkan diatas meja guru, namun yang tak disangka terjadi keributan semula terhenti saat salah satu siswa mengatakan ;
“waah ibuk ica mau fotoin kita” ujar afrad salah satu murid kelas dua, secara tidak kusadari mereka langsung kembali ketempat semula bahkan dengan posisi yang rapi dengan tangan dilipatkannya diatas meja. “ayok buk kami sudah siap” dan akhirnya aku tahu bagaimana cara ampuh mengambil perhatian mereka, baru kusadari mereka sangat awan dengan alat elektronik. Lalu aku keluarkan laptop, aku perlihatkan sebuah video kepada mereka tentang kisah inspiratif si rajin dan si pemalas, sambil mereka menyaksikan dan aku menjelaskan maksud dari video tersebut, dan merekapun larut dalam keaadan ini dan meminta untuk memutar ulang video tersebut secara berulang kali.
Sore ini aku dan kak Arka menggabungkan semua kelas, ada sekitar 50 anak dalam ruangan, kali ini tema yang kami usul yaitu “ cita-citaku harapanku” ya jadi adik-adik disini akan menggambar sesuai dengan cita-cita mereka dan akan mereka ceritakan didepan kelas, setiap anak sibuk dg kegiatan mereka, 30 menit berlalu dan saatnya mereka menceritakan impian-impian mereka, ada yang ingin menjadi polisi, dokter, guru, petani, pengembala sapi, sampai menjadi seorang artis. Haha begitulah kiranya sore yang kami habiskan dengan cerita indah impian adik-adik di Pungut Hilir.
Hari terus berlalu, banyak sekali kegiatan yang kami lakukan mulai dari menghidupkan kembali permainan tradisional hingga menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan. Kini tibalah saat terakhir aku di desa ini, ingin rasanya untuk menetap biarkan cerita dan pengalaman saat berada disini akan menjadi kenangan hidup yang tak akan pernah aku lupakan.
***
Kini keadaanku sangat jauh lebih baik, keikhlasan mengajarkanku untuk memafkan kegagalan dan kekecewaan. Aktivitasku saat ini selain menikmati indahnya bangku perkuliahan walaupun dikampung halaman, aku juga mengadakan kegiatan literasi berupa lapak baca anak kincai setiap selasa sore di alun alun kota sungai penuh dengan harapan mampu meningkatkan minat baca bagi masyarakat. jika semua pemuda pergi untuk merantau siapa lagi yang akan mengurusi negeri ini, bukan? Biarkan kami saling membahu, berbagi porsi untuk perubahan negri, menjadi jembatan impian pembawa perubahan.
Menetaplah, aku butuh kamu, jika kau pergi siapa yang akan bersamaku.
Biografi
Anisa Jenia Fitri mahasiswi EKONOMI PEMBANGUNAN 2016 STIE SAK KERINCI PROVINSI JAMBI. Gadis intelligence kota Sungai Penuh tahun 2017. Saat ini ia aktif dalam kegiatan Volunteer Anak kincai yang mengadakan kegiatan rutin yaitu Lapak Baca Anak Kincai untuk menyebarkan semangat Literasi kepada masyarakat. (ig : @anisajenia99)